Kamis, 26 Januari 2017
Pengamat: Kerja Sama TPP Bisa Perlemah Pelaku UMKM dalam Negeri
20.43
No comments
Pengamat: Kerja Sama TPP Bisa Perlemah Pelaku UMKM dalam Negeri
Perwakilan 12 negara yang
terlibat dalam Trans Pacific Partnership (TPP) di Atlanta, negara bagian
Georgia, Amerika Serikat.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat hubungan internasional
Universitas Padjadjaran Teuku Rezasyah mengatakan kerja sama Trans-Pacific Partnership
(TPP) berpotensi memperlemah pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dalam
negeri.
"Mereka punya kemampuan teknologi, permodalan dan jaringan
bisnis untuk menghancurkan UMKM dan BUMN kita. Saya menolak kita ikut TPP
karena industri di dalam negeri kita masih rentan, dan berpotensi kalah
bersaing," ujar Teuku Rezasyah di Jakarta, Jumat (27/1).
Ia mengatakan keputusan Presiden Donald Trump untuk menarik diri
dari TPP sangat beralasan, karena dia melihat potensi TPP yang hanya
menguntungkan negara pengekspor ke Amerika Serikat, sehingga berpotensi
memperlemah industri dalam negeri Amerika Serikat. "Kehati-hatian yang
sama telah dilakukan RI, yang hanya sebatas melakukan penelitian teoretis dan
teknis di dalam negeri," kata dia.
Kehati-hatian juga terbukti, dari sangat jarangnya digunakan
kata kunci TPP dalam diplomasi ekonomi RI. "Mengelola perdagangan
bilateral lebih mudah dikendalikan. Terus terang, sangat sulit melibatkan diri
dalam sebuah perjanjian multilateral, terlebih lagi jika kita ikut
belakangan," kata dia.
TPP merupakan kerja sama perdagangan antara 12 negara yakni
Amerika Serikat, Australia, Kanada, Meksiko, Cile, Peru, Jepang, Malaysia, New
Zealand, Vietnam, Malaysia, Singapura, dan Brunei. TPP bertujuan melakukan
liberalisasi perdagangan di antara negara-negara tersebut.
Namun, jika AS menyatakan menolak meratifikasi maka TPP tidak
akan terwujud. "Dengan demikian, kita perlu meningkatkan daya saing di
semua bidang dalam menghadapi arsitektur perdagangan internasional yang
baru," kata dia.
Ia mengatakan situasi yang tidak menentu ini sebenarnya
merupakan peluang bagi RI. Misalnya dengan secara bilateral fokus pada strategic
partnership yang dibuat saat Presiden Jokowi berkunjung ke AS.
Sumber : Antara
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar