Kamis, 26 Januari 2017
Sri Mulyani: Pengendalian Inflasi Tahun Ini Bakal Berat
00.55
No comments
Sri
Mulyani: Pengendalian Inflasi Tahun Ini Bakal Berat
Menteri Keuangan Sri
Mulyani menerangkan, minimnya kontribusi administered price membuat inflasi
tahun lalu tercatat 3,02 persen
Liputan6.com, Jakarta
- Pengendalian inflasi pada 2017 akan lebih
berat dibanding tahun 2016. Inflasi yang rendah pada tahun lalu disebabkan oleh minimnya kontribusi
komponen harga yang diatur pemerintah (administered price). Sedangkan untuk tahun ini inflasi akan
banyak dikontribusi oleh komponen yang diatur oleh pemerintah.
Menteri
Keuangan Sri Mulyani menerangkan, minimnya kontribusi administered
price membuat inflasi tahun
lalu tercatat 3,02 persen. "Inflasi 3,02 persen karena salah satu
faktornya administered prices memberikan kontribusi terhadap inflasi yang
sangat rendah. Orang kemudian akan secara logis tanya apakah 2017 pemerintah
Indonesia akan mampu menjadi administered relatif terus stabil," kata dia CIMB Niaga Economic Forum
2017, di Jakarta, Kamis (26/1/2017).
Namun
berbeda dengan tahun ini. Keputusan pemerintah untuk melakukan perubahan
alokasi subsidi dan penyalurannya membuat komponen administered price diperkirakan
naik.
"Dan
ini salah satu tantangan yang tidak mudah, karena kebijakan fiskal 2017 yang
sudah di-approve oleh dewan bersama
pemerintah memberikan signal ada beberapa policy dalam kebijakan APBN perubahan alokasi subsidi
dan cara pembayaran subsidi yang berimplikasi beberapa barang dan
komoditas," jelas dia.
Maka
itu, dia menuturkan perlunya mengubah strategi supaya inflasi tetap stabil. Dia
bilang perlunya menjaga keseimbangan dari sisi harga pangan bergejolak (volatile food) dan inflasi inti.
"Ini
tantangan 2017 adalah mengubah komposisi inflasi dari administered
price relatif tidak
kontribusi, kalau berubah, harus diimbangi faktor inflasi lain volatile food, core inflation," tutup dia.
Untuk
diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indonesia mencatatkan inflasi
sebesar 0,42 persen pada Desember 2016. Adapun tingkat inflasi untuk tahun
kalender (Januari-Desember) mencapai 3,02 persen.
"Dengan
demikian inflasi di 2016, atau secara tahun kalender Januari-Desember sebesar
3,02 persen," ujar Kepala BPS Suhariyanto di kantor BPS Jakarta, Selasa
(3/1/2016).
Dia
mengatakan, dari 82 kota yang disurvei BPS, 78 kota mencatat inflasi dan empat
kota deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di kota Lhokseumawe yaitu sebesar 2,25
persen. Sedangkan deflasi terendah terjadi di Manado yaitu 1,52 persen.
"Inflasi
tertinggi di Lhokseumawe sebesar 2,25 persen. Kemudian di Padang Sidempuan.
Sedangkan untuk deflasi terendah di Manado yaitu -1,52 persen," dia
menuturkan.
Menurut
Suhariyanto, data inflasi ini menunjukan harga berbagai komoditas di Desember
2016 relatif terkendali dibandingkan periode yang sama di 2015. "Seluruh
harga sangat terkendali dibandingkan Desember 2015," ungkap dia.
(Amd/Gdn)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar