Selasa, 28 Februari 2017

RI dan Saudi Bangun Aliansi Strategis

RI dan Saudi Bangun Aliansi Strategis


HARI ini Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud akan tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, pukul 12.30 WIB.
Dalam kunjungan bersejarah setelah Raja Faisal bin Abdulaziz al-Saud mengunjungi Indonesia pada 47 tahun silam, Raja Salman membawa rombongan besar, 1.500 orang. Dalam rombongan itu terdapat 19 menteri dan 25 pangeran.
Lawatan terbesar Raja Salman akan diisi dengan penandata­nganan 10 nota kesepahaman (memorandum of understanding) di berbagai bidang.
Negara petrodolar itu akan menginvestasikan dana sekitar Rp300 triliun. Saudi dinilai tengah membangun aliansi stra­tegis dengan Indonesia.
Intelektual muda Nahdhatul Ulama Zuhairi Misrawi menilai pe­nanaman modal besar-besar­an itu merupakan strategi Arab Saudi untuk mencari keuntungan di luar produksi minyak perusahaan nasional mereka, Aramco.
Harga minyak yang terus me­nurun, kata dia, membuat anggar­an belanja Arab Saudi tereduksi sehingga kondisi ekonomi mereka menjadi lesu.
Selain itu, Indonesia menjadi mitra yang pas bagi Saudi untuk mengawal situasi po­litik di Timur Tengah, terle­bih ada rivalitas dengan Iran. Alhasil, kunjungan Raja Salman dinilai tak hanya menguntungkan Indonesia, tapi juga kedua belah pihak.
“Faktor geopolitik, seperti kon­­disi Timur Tengah yang me­manas, sehingga Arab Saudi membutuhkan Indonesia sebagai aliansi strategis mereka di kawasan itu,” jelasnya, tadi malam.
Senada, cendekiawan Koma­ruddin Hidayat mengatakan pe­merintah Indonesia wajib me­manfaatkan sebaik mungkin pe­luang kerja sama kedua ne­ga­ra.
“Nilai investasi fantastis juga menjadi bukti Indonesia merupakan ladang strategis,” kata mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu.
Di sisi lain, Zuhairi mengatakan Arab Saudi bisa belajar dari Indonesia tentang demokrasi. “Indonesia merupakan negara muslim moderat terbesar di dunia yang sukses menjalankan demokrasi. Walaupun ada kelompok yang dianggap radikal, kelompok Islam moderat juga besar termasuk Muhamadiyah dan NU,” pungkasnya.
BAHAS KEAMANAN
Terkait dengan kunjungan Raja Salman, Duta Besar Arab Saudi un­­tuk Indonesia Osama bin Mo­hammed Abdullah al-Shuai­bi memperkirakan masalah ke­amanan akan menjadi salah sa­tu topik bahasan saat bertemu dengan Presiden Joko Widodo.
“Terorisme merupakan tindak­an yang perlu kita kecam dan atasi bersama,” ujar Al-Shuai­bi saat jumpa pers di Kedubes Arab Saudi di Jakarta, ke­marin.
Sebelumnya, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyampaikan harapan untuk mengatur pertemuan Raja Salman dengan sejumlah tokoh lintas agama. “Bagaimana moderasi kita kedepankan sehingga agama betul-betul kita rasakan manfaatnya dalam menata peradaban dunia,” tutur Lukman.
Kunjungan Raja Salman ini se­­bagai jawaban atas undang­­an Presiden Joko Widodo saat ber­­kunjung ke Arab Saudi pada 2015.
Raja Salman diagendakan menyambangi DPR RI dan Masjid Istiqlal besok setelah hari ini menggelar per­­temuan bilateral dengan Pre­­siden Jokowi di Istana Bogor..
Kunjungan raja berusia 82 tahun itu mendapat pengamanan ketat sekitar 18 ribu personel Polri dan TNI. Raja kedua monarki Al-Saud itu akan berada di Indonesia hingga 9 Maret 2017, termasuk berlibur di Bali. (Pol/Hym/Ihs/DD/OL/PS//X-4)


0 komentar:

Posting Komentar