Minggu, 12 Februari 2017
Warga Swiss Tolak Reformasi Pajak Perusahaan Asing
19.42
No comments
Warga Swiss Tolak Reformasi Pajak Perusahaan Asing
REPUBLIKA.CO.ID, ZURICH -- Kalangan bisnis dan politik di
Swiss mendukung rencana yang dirancang untuk mencegah peningkatan pajak bagi
investor asing. Sebaliknya, pemilih Swiss menolak rencana untuk mereformasi
sistem pajak perusahaan negara.
Sekitar 59 persen dari pemilih menentang rencana tersebut pada
referendum, Ahad (12/2). Sekarang pemerintah perlu mencari alternatif yang
mungkin melibatkan tarif pajak lebih tinggi bagi perusahaan multinasional.
"Ini tidak akan mungkin untuk menemukan solusi dalam semalam."
ujar Menteri Keuangan Swiss Ueli Maurer dilansir dari BBC.
Ia mengatakan dalam konferensi pers, butuh waktu satu tahun
untuk menghadirkan rencana baru dan hasilnya, Swiss berisiko kehilangan
investasi asing.
Saat Swiss memberikan status khusus untuk perusahaan-perusahaan
asing dengan menawarkan pajak lebih rendah dari perusahaan domestik, Swiss
mendadak menjelma menjadi tujuan yang menarik bagi investor asing. Tapi
organisasi internasional seperti OECD menganggap sistem tidak dapat diterima
dan Swiss telah membuat komitmen untuk reformasi itu pada 2019.
Guna menghindari kenaikkan pajak bagi perusahaan multinasional
yang terlalu tajam, pemerintah telah setuju untuk menghapuskan status khusus
bagi perusahaan multinasional. Tapi justru menawarkan keringanan pajak baru
untuk penelitian dan pengembangan kegiatan lainnya.
Sebagai bagian dari proposal rencana, Swiss berencana menurunkan
tarif pajak mereka untuk bisnis di seluruh bagian, termasuk bisnis domestik.
Hal ini dilakukan untuk membantu menghindari kenaikan tajam dalam tagihan
pajak.
Tapi rencana itu ditentang oleh Sosial Demokrat, Greens, serikat
buruh dan gereja-gereja yang berpendapat bahwa berkurangnya penerimaan pajak
masih akan menyebabkan penurunan pelayanan publik atau pajak pribadi yang lebih
tinggi.
"Pihak-pihak konservatif ingin mendorong melalui reformasi
pajak dengan kesombongan dan keangkuhan terhadap kepentingan rakyat," kata
partai oposisi sayap kiri. Mereka pun menuntut proposal baru yang lebih
proporsional.
Sumber :
Republika.co.id
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar