Selasa, 28 Februari 2017
Ada 1 Orang Terkaya RI yang Tak Ikut Tax Amnesty, Siapa Dia?
19.16
No comments
Ada
1 Orang Terkaya RI yang Tak Ikut Tax Amnesty, Siapa Dia?
Presiden Joko Widodo
(Jokowi) bersama sejumlah menteri saat menghadiri farewell atau perpisahan
dengan program pengampunan pajak atau tax amnesty, Jakarta, Selasa (28/2).
(Liputan6.com/Angga Yuniar)
Liputan6.com, Jakarta
- Ketua Tim Ahli Wakil Presiden (Wapres), Sofjan
Wanandi menyatakan ada 1 dari 4 orang terkaya di Indonesia memilih tidak ikut
program pengampunan pajak (tax amnesty). Alasannya
miliarder tersebut selama ini sudah melaporkan harta kekayaannya dan membayar
pajak dengan benar.
Oxfam
dan International NGO Forum on Indonesian Development (INFID) sebelumnya
menyebut kekayaan 4 orang terkaya di Indonesia setara dengan gabungan kekayaan
100 juta penduduk miskin.
"Memang
ada 1 dari 4 (orang terkaya) itu merasa sudah bayar semua, sudah terbuka, dan
membayar (pajak) besar sekali. Dia tidak mau minta (tax amnesty) karena merasa
sudah menyelesaikan dengan benar," kata Sofjan saat berbincang dengan
wartawan di Jakarta, Rabu (1/3/2017).
Sofjan
bahkan memastikan, tiga orang terkaya sisanya sudah ikut program tax amnesty. Malahan, sambungnya, di antara mereka ada
yang membayar uang tebusan atau pinalti lumayan besar. Untuk identitasnya,
mantan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) itu merahasiakannya.
"Saya
sudah tanya satu-satu, mereka sudah ikut tax amnesty. Malah ada
yang bayar cukup besar sekali (tebusan). Siapa? rahasia," Sofjan
menerangkan.
Berdasarkan
data 50 orang terkaya Indonesia versi Majalah Forbes pada 2016, 4 orang terkaya
yang berada di peringkat teratas, antara lain:
1.
R. Budi dan Michael Hartono, Pemilik Bank BCA dan Djarum. Nilai kekayaan
mencapai US$ 17,1 miliar
2.
Susilo Wonowidjojo, Pemilik PT Gudang Garam. Nilai kekayaan sebesar US$ 7,1
miliar
3.
Anthoni Salim, Pemilik PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Nilai kekayaan sebesar
US$ 5,7 miliar
4.
Eka Tjipta Widjaja, Pemilik Sinarmas Grup. Nilai kekayaan sebesar US$ 5,6
miliar
Jika
ditotal, harta kekayaan 4 taipan ini mencapai US$ 35,5 miliar.
Seperti
diketahui, Oxfam dan INFID telah merilis laporan ketimpangan "Menuju
Indonesia yang Lebih Setara." Dalam laporannya dipaparkan, Indonesia
berada pada peringkat keenam dalam kategori ketimpangan distribusi kekayaan
terburuk di dunia.
Pada
2016, sebanyak 1 persen individu terkaya dari total penduduknya menguasai
hampir separuh (49 persen) total kekayaan. Jumlah miliarder mengalami
peningkatan dari hanya satu orang pada 2002 menjadi 20 orang pada 2016, yang
kesemuanya adalah kaum laki-laki.
Masih
dari laporan Oxfam dan INFID, pada 2016, kekayaan kolektif dari empat miliarder
terkaya tercatat sebesar $ 25 miliar, lebih besar dari total kekayaan 40 persen
penduduk termiskin sekitar 100 juta orang.
Hanya
dalam waktu sehari, orang Indonesia terkaya dapat meraup bunga dari kekayaannya
lebih dari seribu kali lipat jumlah pengeluaran rakyat Indonesia termiskin
untuk kebutuhan dasar mereka selama setahun penuh.
Jumlah
uang yang diperoleh setiap tahun dari kekayaannya cukup untuk menghapus
kemiskinan ekstrem di Indonesia. Ketimpangan khususnya di daerah perkotaan
semakin meningkat sehingga menjadi ancaman bagi masalah ketimpangan di masa
depan karena Indonesia mengalami pertumbuhan urbanisasi tertinggi di kawasan
Asia. Selain itu, tingkat ketimpangan antara daerah pedesaan dan perkotaan juga
tinggi. (Fik/Gdn)
Sumber
: Liputan6.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar