Kamis, 23 Februari 2017
Sarung Tangan Karet RI Laris Manis di Amerika hingga Eropa
19.51
No comments
Sarung
Tangan Karet RI Laris Manis di Amerika hingga Eropa
sarung tangan karet
Liputan6.com, Jakarta Industri sarung tangan karet tengah dipacu
pemerintah terutama untuk pasar ekspor. Industri ini juga dipacu daya saingnya
melalui kegiatan riset teknologi secara mandiri agar meningkatkan produksi dan
inovasi.
“Industri
sarung tangan karet mampu bertahan dan berkembang dengan baik dari segi
kemampuan produksi maupun ekspor, meskipun saat ini masih menghadapi kendala
ketidakpastian pasokan gas baik dari sisi volume maupun harga yang relatif
masih kurang kompetitif jika dibandingkan dengan negara pesaing lainnnya,” ujar
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam keterangan tertulis di Jakarta,
Jumat (24/2/2017).
Dia
megungkapkan, produsen sarung tangan karet nasional saat ini mampu menunjukkan
eksistensinya di kancah persaingan global baik secara kualitas maupun
kuantitas. Hal ini dilihat dari kemampuan produk sarung tangan karet Indonesia
yang menembus pasar ekspor, di mana lebih dari 90 persen dipasarkan ke berbagai
negara di benua Amerika dan Eropa.
“Nilai
ekspor sarung tangan karet Indonesia tahun 2016 sebesar US$ 232,5 juta atau
menempatkan posisi sarung tangan karet sebagai produk ekspor kedua terbesar
setelah ban dalam produk barang-barang karet hilir,” kata dia.
Melihat
hal tersebut, Airlangga optimistis kemampuan ekspor ini masih dapat
ditingkatkan mengingat terbukanya peluang yang besar seiring globalisasi
perdagangan yang terjadi saat ini. Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya
strategis baik dari Pemerintah maupun para pelaku usaha untuk meningkatkan daya
saing industri sarung tangan karet nasional sehingga produknya mampu meraih
kepercayaan pasar.
Sementara
itu Direktur Industri Kimia Hilir Kemenperin Teddy Caster Sianturi mengatakan
industri hilir berbasis karet merupakan salah satu sektor prioritas yang akan
dikembangkan dalam jangka menengah dan panjang. Hal ini berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 14 tahun 2015 tentang Rencana Induk Pembangunan Industri
Nasional (RIPIN) 2015-2035.
“Berbekal
hal tersebut, Pemerintah telah memiliki landasan yang kuat untuk mengambil
kebijakan-kebijakan untuk semakin mendorong pertumbuhan industri berbasis
karet, antara lain memberikan proteksi, mengoptimalkan iklim usaha serta
pemberian berbagai macam fasilitas insentif bagi industri existing dan calon
investor baru,” papar Teddy.
Dalam
upaya peningkatan kinerja industri sarung tangan karet nasiaonal, lanjut dia,
keberadaan fasilitas penelitian dan pengembangan sangat diperlukan mengingat
Indonesia merupakan negara penghasil karet alam terbesar kedua di dunia setelah
Thailand. Namun, selama ini 80 persen produk karet alam primer Indonesia
diekspor dan hanya 20 persen yang dikonsumsi dalam negeri.
“Untuk
itu, kami berharap agar pembangunan fasilitas penelitian dan pengembangan
menjadi salah satu prioritas bagi produsen sarung tangan karet dalam rangka
meningkatkan daya saing industri nasional,” kata dia.
Selanjutnya,
produsen sarung tangan karet dalam negeri diminta agar lebih lanjut melakukan
inovasi teknologi, proses produksi dan pengembangan produk-produk sarung tangan
karet bernilai tambah tinggi.
Selain
itu, semakin banyak menggunakan bahan baku dan bahan penolong yang berasal dari
dalam negeri, meningkatkan penyerapan tenaga kerja Indonesia, dan tetap menjaga
kelestarian lingkungan dengan menerapkan produksi bersih.
Sumber : Liputan6.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar