Senin, 27 Februari 2017
Pemerintah Ingin Jual Avtur di Bandara Jeddah
19.01
No comments
Liputan6.com, Jakarta
- Pemerintah akan memanfaatkan kedatangan Raja Arab Saudi Salman Bin Abdulaziz Al-Saud untuk membangun
sektor energi di Indonesia. Pemerintah ingin agar bisa impor minyak dan
gas (migas) dengan harga murah.
Kepala
Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian Energi
dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sujatmiko mengungkapkan, pemerintah menjajaki
kerja sama dengan Raja Arab Saudi untuk impor minyak jenis Arabian Lite
Crude.
"Impor
minyak mentah dengan jumlah 110 ribu bph. Kami minta harga spesial, Jenis yang
diimpor Arabian Lite Crude," kata Sujatmiko, di Kantor Kementerian ESDM,
Jakarta, Senin (27/2/2017).
Pemerintah
juga akan melakukan penjajakan kerja sama untuk impor Liquified Petroleum Gas
(LPG) dari Arab. Saat ini, porsi impor PLG Indonesia sebanyak 5 juta Metrik Ton
(MT) per tahun. "Impor LPG sekarang mencapai 5 juta MT per tahun. Nanti
sebagian bisa mengambil dari Arab," tutur Sujatmiko.
Selain
menjajaki kerja sama dalam impor minyak dan gas, dalam pertemuan dengan Raja Arab Saudi nanti juga akan membicarakan rencana PT
Pertamina (Persero) untuk menjual avtur di di bandara Jeddah, Arab Saudi.
"Minta
percepat izin jual avtur. Kalau dalam waktu dekat izin keluar Pertamina bisa
langsung jualan. Saat ini di bandara Jeddah, sudah ada enam badan usaha
penyedia avtur. Kalau ini jadi Pertamina jadi ketujuh," tutup Sujatmiko.
Sebelumnya
pada 25 Februari 2017, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian
Perdagangan (Kemendag) Oke Nurwan mengatakan, kedatangan raja Arab Saudi
memberikan dampak positif kepada Indonesia.
"Kedatangan
Raja ke sini enggak sembarangan. Berarti Timur Tengah seperti Arab Saudi sangat
memperhatikan Indonesia. Itu menunjukkan betapa pentingnya Indonesia setingkat
raja akan hadir ke sini," kata dia.
Kedatangan Raja Arab Saudi penting
bagi iklim investasi Indonesia. Indonesia sendiri dianggap menarik investasi
karena memiliki pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi.
"Ini
penting bagi iklim investasi Indonesia. Saat ini dengan pertumbuhan ekonomi
nomor tiga di dunia Indonesia dilirik yang punya kapital, menguasai
kapital," ucap dia.
Kedatangan
Raja Arab akan menguntungkan kedua belah pihak. Di satu sisi, Indonesia
membutuhkan investasi, sementara Arab Saudi membutuhkan tempat untuk
menyalurkan investasi. (Pew/Gdn)
Sumber
: Liputan6.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar