Senin, 31 Oktober 2016
4 Pengusaha kuliner RI mampu tembus pasar dunia
21.29
No comments
Membuat
wangi nama bangsa dan negara merupakan kewajiban dari masyarakat, terutama para
pemuda Indonesia. Memiliki semangat nasional untuk selalu ingin membanggakan
negara sendiri adalah hal yang paling dibutuhkan dalam membangun Indonesia
menjadi negara yang lebih baik lagi.
Tidak
perlu berperang lagi dalam memperjuangkan Indonesia, dengan membawa harum nama
Indonesia sampai ke negara orang sudah merupakan bentuk dari perjuangan. Jika
Anda tidak bisa berjuang di bidang olahraga layaknya atlet, atau bidang ilmu
pengetahuan layaknya peserta olimpiade.
Hal
lain yang bisa Anda lakukan adalah membuat usaha atau bisnis yang menggambarkan
Indonesia dan mampu membawanya sampai ke luar negeri. Memakai budaya Indonesia
sebagai daya tarik utama bisnis Anda, mencerminkan diri Anda yang bangga
terhadap tanah air sendiri adalah bentuk dari perjuangan. Contoh pilihan bisnis
yang dapat menggambarkan kekayaan budaya Indonesia adalah bisnis kuliner.
Perkembangan
bisnis kuliner di Indonesia saat ini sangatlah pesat. Banyak dari makanan
tradisional Indonesia yang dianggap akan susah sukses lalu memperbanyak jenis
makanan barat untuk dijual, padahal makanan tradisional sendiri memiliki rasa
yang unik dan dapat diolah menjadi makanan yang tentu akan terasa juga terlihat
lebih menarik daripada makanan barat.
Berikut
adalah pengusaha kuliner Indonesia yang mempertahankan menu makanan tradisional
Indonesia sebagai hidangan utama di menu mereka dan berhasil sukses di negara
orang seperti dilansir cermati.com:
1.Rangga
Umara - Pecel Lele Lela
Rangga Umara pria berumur 31 tahun ini merupakan sosok dibalik rumah
makan terkenal dengan ikan lele sebagai menu utamanya yang dikenal dengan Lele
Lela. Rangga pada awalnya memulai usahanya karena Rangga di PHK dari perusahaan
tempat dia sebelumnya bekerja, ia memutuskan untuk menekuni usaha di bidang
kuliner. Pada awalnya Rangga membuka rumah makan seafood akan tetapi karena
sepi pembeli akhirnya Rangga menutup usaha tersebut dan memutuskan untuk
beralih jenis makanan yaitu menu favorit dia saat masa kuliah yaitu pecel lele.
Saat
membuka usaha tempat makan ini Rangga tetap mengalami kesulitan seperti sepi
pembeli karena tidak banyak masyarakat sekitar tempat usahanya yang menyukai
menu olahan lele, dan masih menggemari menu dengan olahan ayam. Akan tetapi
Rangga tetap teguh dan tetap berusaha untuk mengangkat menu dengan olahan lele
di tempat makannya agar lebih digemari oleh masyarakat sekitar.
Saat
ini bisnis kuliner Rangga Lele Lela sudah mencapai omzet Rp 1,8 miliar per
bulannya. Dengan 3 menu utama olahan lele yaitu lele goreng tepung, lele filet
kremes, dan lele saus padang. Rumah makan Lele Lela mendapatkan banyak
permintaan waralaba untuk negara-negara lain seperti Jeddah, Penang, Kuala
Lumpur, dan Singapura.
2.Agus
Pramono - Ayam Bakar Mas Mono
Pramono awalnya bekerja sebagai seorang OB (office boy) di sebuah
perusahaan selama belasan tahun. Setelah berhenti dari perusahaan tempat dia
bekerja Pramono akhirnya memutuskan untuk berdagang gorengan asongan dari SD ke
SD. Mengetahui bahwa dengan berdagang gorengan yang hanya bisa memberikan
dirinya omzet sebesar Rp15.000 akhirnya Pramono memutuskan untuk memulai usaha
ayam bakar.
Dengan
modal Rp 500.000 Pramono berjualan ayam bakar pertama kali dengan gerobak
birunya yang ternyata membawanya menjadi sukses sampai sekarang. Saat ini usaha
Ayam Bakar Mas Mono telah mencapai omzet miliaran Rupiah perbulannya dengan 500
cabang tersebar di seluruh Indonesia.
Tidak
hanya itu, Pramono berhasil membuka usaha makannya dengan sistem waralaba
sampai ke Malaysia, Singapura, Kuwait, Australia, Arab Saudi dan Dubai dan
berhasil menjadi pilihan makanan favorit di negara-negara tersebut dengan
mempertahankan kualitas utama ayam bakarnya yang memang menjadi daya tarik
utamanya yaitu kelembutan dari daging ayam bakarnya sendiri juga berbagai macam
olahan menu ayam bakarnya seperti ayam bakar cabe ijo dan jenis menu lain yang
bukan olahan ayam.
3.Santoni
- Bumbu Desa
Siapa yang tidak mengetahui Bumbu Desa? Tempat makan ini banyak berada
di mall-mall besar di Jakarta. Bumbu Desa bisa dibilang merupakan
restoran dengan menu utama makanan khas tanah sunda Jawa Barat kualitas bintang
lima. Karena tempatnya yang cukup bagus dan harganya yang sedikit lebih mahal
dari rumah makan sunda biasanya.
Usaha
kuliner khas tanah sunda milik Santoni ini awalnya adalah usaha keluarga yang
dimulai hanya dengan modal Rp 8 juta saat itu sampai akhirnya setelah Santoni
membuat waralaba untuk usaha ini pada tahun 2004, bisnis Santoni melesat sampai
menginjak Singapura dan Malaysia.
Tidak
hanya itu Bumbu Desa sendiri telah membuka lebih dari 50 cabang yang telah
tersebar luas di seluruh Indonesia. Omset dari Bumbu Desa sendiri sekarang
sudah mencapai miliaran Rupiah perbulannya, baik dari Indonesia sendiri atau
dari luar negeri.
Saat
ini Bumbu Desa sedang melebarkan sayapnya di kota-kota yang ada di negara
Amerika yaitu Vancouver dan Seattle sampai ke negara Kanada.
Dengan
berpegang teguh terhadap misinya yaitu mengenalkan makanan khas tanah pasundan
ini ke seluruh dunia, Santoni orang yang ada di balik kesuksesan Bumbu Desa ini
berhasil membawa kelezatan makanan tradisional Indonesia sampai ke luar negeri.
4.Sukyanti
Nugroho - Es Teler 77
Awalnya Es Teler 77 adalah warung makan biasa dan sederhana. Dengan
mengandalkan kemampuan memasak Ibu Mertuanya yang dikatakan paling enak untuk
masakan Indonesia Sukyanti Nugroho memberanikan untuk membuka usaha warung
makan Es Teler 77.
Dengan
mempertahankan berbagai macam menu makanan tradisional khas indonesia Es Teler
77 akhirnya berkembang pesat dan tersebar luas di Indonesia dan telah banyak
berada di mall-mall besar di Indonesia.
Tidak
seperti Bumbu Desa yang fokus kepada makanan khas sunda. Es Teler 77 lebih ke
makanan masakan rumah yang sering Anda temukan di rumah. Seperti sayur asam dan
tumis kangkung.
Es
Teler 77 sendiri sudah berdiri lebih dari 30 tahun. Di resmikan pada tanggal 7
Juli 1982 sosok utama dibalik kesuksesan Es Teler 77 ini sekaligus yang
menginspirasi Sukyanti adalah Ibu Muniarti yang mendapatkan predikat terbaik
saat mengikuti lomba meracik Es Teler.
Dibantu
oleh kedua mertuanya yaitu Ibu Muniarti sendiri beserta suami Trisno Budijanto
dan istrinya Yeni Setiawan Widjaja, Sukyanto berhasil membuat Es Teler 77
menjadi salah satu usaha tempat makan dengan jumlah cabang waralaba terbesar.
Saat
ini Es Teler telah tersebar sampai New Delhi, Melbourne Australia, Malaysia,
dan Singapura.
Sumber:
merdeka.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar