Ketika
mencari informasi mengenai cara membuat laporan keuangan, sering kali Anda
menemukan informasi yang kurang sesuai dengan kebutuhan. Kebanyakan informasi
yang Anda dapat dari internet tersebut berisi istilah-istilah yang cukup rumit.
Terkadang tidak setiap pelaku bisnis kecil menengah bisa dengan mudah
menerapkannya. Padahal, laporan keuangan merupakan salah satu kunci
keberhasilan dalam menjalankan usaha, baik skala kecil maupun besar.
Pada
perusahaan skala besar, laporan keuangan sudah dijalankan sedemikian rupa
dengan sangat rapi oleh seorang akuntan. Sebab laporan tersebut tidak hanya
berfungsi untuk menghitung laba rugi. Namun, juga berfungsi sebagai salah satu
sumber informasi untuk mengambil kebijakan dalam menghadapi persaingan bisnis.
Juga sekaligus sebagai bukti pertanggungjawaban dalam laporan pajak. Dalam
usaha skala kecil menengah, laporan keuangan juga sangat diperlukan bila memang
pemilik usaha menginginkan agar usaha yang dikelola terus berkembang dan
memiliki arah yang jelas.
Oleh karena
itu, ulasan ini akan mencoba untuk memberikan gambaran sederhana beserta
ilustrasi cara membuat laporan keuangan sederhana. Laporannya cukup mudah
dipahami dan dipraktikkan oleh siapa saja.
Laporan Keuangan Sederhana dalam Ilmu Akuntansi
Perlu
diketahui untuk membuat laporan keuangan Anda tidak bisa terlepas dengan ilmu
akuntansi. Karena itu, Anda perlu memahami sedikit tentang siklus akuntansi dan
beberapa istilah dalam ilmu akuntansi. Terdengar rumit, tetapi Anda tidak perlu
khawatir. Sebab istilah-istilah tersebut tidak akan membuat Anda pusing tujuh
keliling kalau hanya untuk membuat laporan keuangan sederhana.
Karena
mempelajari siklus akuntansi, waktu yang dibutuhkan tidaklah singkat. Di sini
tidak akan dibahas mengenai banyak hal tentang akuntansi, tetapi hanya prinsip
akuntansi yang digunakan untuk mensimulasikan laporan
keuangan tersebut. Secara sederhana berdasarkan kegiatannya, siklus akuntansi
memuat beberapa aktivitas, yaitu pencatatan, penggolongan, pengikhtisaran, dan
laporan keuangan.
Sekilas Mengenai SAK ETAP untuk UKM
Standar
Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) adalah
ketetapan yang dihasilkan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan diterbitkan pada
17 Juli 2009 yang mulai berlaku secara efektif sejak 1 Januari 2011. Standar
tersebut dibuat untuk pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) yang ingin menggunakan
prinsip-prinsip laporan keuangan untuk menyediakan informasi tentang posisi
keuangan, kinerja keuangan, laporan arus kas, dan sebagainya.
SAK ETAP ini
disusun tanpa harus mempertimbangkan akuntabilitas publik. Artinya, laporan keuangan
tersebut tidak diterbitkan untuk tujuan umum bagi pengguna di luar
usaha/perusahaan/eksternal. Oleh karena itu, para pelaku UKM bisa membatasi
diri dalam menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP. Lalu, apa saja yang
menjadi bagian atau keseluruhan dari proses pelaporan keuangan untuk UKM ini?
Jawabannya mencakup lima hal yang sudah terangkum di bawah ini.
Jenis-Jenis Laporan Keuangan Menurut SAK ETAP
Dalam SAK
ETAP Tahun 2009 yang ditetapkan IAI, laporan keuangan adalah bagian dari proses
pelaporan keuangan serta laporan keuangan lengkap yang meliputi:
1. Neraca
Pada
prinsipnya, neraca keuangan ditujukan untuk mengetahui posisi keuangan suatu
perusahaan atau usaha pada periode tertentu. Neraca merupakan bagian dari
laporan keuangan yang dibuat setahun sekali. Neraca sangat diperlukan untuk
mengetahui nilai perusahaan setelah menjalankan berbagai aktivitas yang
berhubungan dengan keuangan. Intinya, nilai suatu perusahaan bisa saja
bertambah atau berkurang setelah adanya berbagai macam transaksi.
Neraca
memiliki beberapa unsur yang secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga: harta, kewajiban,
dan modal. Harta merupakan seluruh kekayaan yang dimiliki UKM,
terdiri dari harta lancar, harta tetap, serta harta tidak berwujud, seperti
merek dagang, hak paten, dan lain sebagainya. Sementara kewajiban bisa meliputi
utang lancar dan utang jangka panjang. Modal
merupakan selisih keduanya yaitu harta setelah dikurangi dengan utang.
2. Laporan Laba Rugi
Sesuai
dengan istilahnya, laporan laba/rugi memuat laporan tentang selisih pendapatan
setelah dikurangi dengan biaya-biaya atau beban. Laporan laba/rugi dapat
digunakan untuk mengambil kebijakan atau sebagai dasar ukuran seperti untuk
mengukur tingkat pengembalian investasi atau laba per saham.
3. Laporan Perubahan Ekuitas
Ekuitas
dalam ilmu akuntansi dapat diartikan sebagai modal atau kekayaan entitas.
Entitas di sini bisa perusahaan, UKM, dan lain sebagainya. Ekuitas didapat dari
selisih jumlah aktiva (aset) setelah dikurangi dengan pasiva (kewajiban).
Laporan perubahan ekuitas berarti laporan yang memuat tentang segala perubahan
atas ekuitas untuk suatu periode.
4. Laporan Arus Kas
Laporan arus
kas memuat segala informasi yang berhubungan dengan kas masuk dan keluar dalam
periode yang ditetapkan. Karena itu berhubungan dengan waktu pencatatan,
laporan arus kas juga berlaku sebagai syarat dengan informasti perubahan
historis atas kas.
5. Catatan atas Laporan Keuangan
Buku catatan
atas laporan keuangan diperlukan sebagai wadah mencatat informasi tambahan atas
laporan keuangan. Penjelasan dalam catatan tersebut bisa bersifat naratif atau
rincian jumlah serta informasi lainnya.
Setelah
mengetahui beberapa ilmu di atas, langkah berikutnya untuk membuat laporan
keuangan sederhana untuk UKM sangat mudah. Cukup membuat laporan keuangan yang
terdiri dari neraca, laba rugi, dan arus kas. Uraian di bawah ini akan membantu
Anda yang ingin segera membuat laporan keuangan sederhana.
Ilustrasi Sederhana Laporan Keuangan untuk UKM
Untuk
membuat laporan keuangan, seperti yang sudah diuraikan di awal paragraf, Anda
harus mempersiapkan beberapa buku catatan transaksi keuangan, di antaranya:
- Buku
Kas
- Buku
Persediaan Barang
- Buku
Pembelian Barang
- Buku
Penjualan
- Buku Biaya
- Buku
Piutang
- Buku
Utang
Siapkan
tujuh buku dengan kegunaannya masing-masing untuk mencatat tujuh poin di atas.
Karena pada prinsipnya untuk satu transaksi, Anda akan melibatkan minimal dua
buku, seperti saat mencatat pengeluaran biaya maka Anda akan mencatat di buku
kas dan buku biaya. Begitu juga saat ada transaksi penjualan atau pembelian,
Anda akan melibatkan beberapa buku untuk mencatat transaksi tersebut.
Untuk lebih
jelasnya, transaksi penjualan dan pembelian dapat dilihat pada tabel berikut
ini.
1. Transaksi Penjualan
BUKU YANG
DILIBATKAN SAAT TRANSAKSI PENJUALAN
|
Penjualan
Tunai
|
Penjualan
Kredit
|
1.
Buku Penjualan
2.
Buku Kas
3.
Buku Persediaan Barang
|
1.
Buku Penjualan
2.
Buku Piutang
3.
Buku Persediaan Barang
|
2. Transaksi Pembelian
BUKU YANG
DILIBATKAN SAAT TRANSAKSI PEMBELIAN
|
Pembelian
Secara Tunai
|
Pembelian
Kredit
|
1.
Buku Pembelian
2.
Buku Kas
3.
Buku Persediaan Barang
|
1.
Buku Pembelian
2.
Buku Utang
3.
Buku Persediaan Barang
|
Setelah
memahami gambaran di atas, yang harus Anda lakukan pertama kali adalah
menghitung jumlah modal dan utang. Ini diperlukan untuk membuat neraca awal.
Hitung jumlah modal dan utang secara sederhana seperti contoh berikut ini.
- Uang
tunai Anda sekarang misalnya Rp6.000.000
- Persediaan
barang Rp30.000.000
- Utang
total sejumlah Rp10.000.000
- Modal
sebesar Rp26.000.000
Setelah itu,
Anda baru bisa membuat neraca awal. Dari angka di atas, Anda dapat membuatnya
seperti berikut.
Aktiva
|
Saldo
|
Pasiva
|
Saldo
|
Kas
|
6.000.000
|
Utang
|
10.000.000
|
Persediaan Barang
|
30.000.000
|
Modal
|
26.000.000
|
Saldo Keseluruhan
|
36.000.000
|
Saldo Keseluruhan
|
36.000.000
|
Dengan
begitu, Anda mengetahui bahwa kondisi neraca awal UKM Anda berada pada titik
seimbang di angka Rp36.000.000. Lalu Anda isi atau buat buku
kas, buku penjualan, buku biaya, dan lain-lain seperti yang telah
disebutkan pada tujuh jenis buku di atas. Untuk menyusun tiap-tiap buku
laporan, Anda hanya perlu membuat kerangka atau tabel seperti berikut ini.
JUDUL (misalnya, Buku Kas)
Tgl.
|
Keterangan
|
Debet
|
Kredit
|
Saldo
|
|
|
|
|
|
Langsung
pada contoh kasus, misalnya Anda adalah pemilik UKM “Mitra X” yang
berkonsentrasi pada usaha dagang kebutuhan pokok. Pada tanggal 6 Januari 2010,
Anda melakukan transaksi penjualan dengan seorang pelanggan bernama Tn. Yth dan
Anda berhasil menjual 1 ton beras, 1 ton gula pasir, dan 100 botol kecap dengan
harga keseluruhan Rp17.000.000. Satu hari kemudian Anda membayar tagihan
telepon dan rekening listrik sebesar Rp450.000. Dengan transaksi tersebut, buku
yang akan dipengaruhi, antara lain:
- Buku
Kas
- Buku
Penjualan
- Buku
Persediaan
- Buku
Biaya
Jika ditulis
dalam bentuk laporan, akan tergambar seperti berikut.
1. Buku Kas
Tgl.
|
Keterangan
|
Debet
|
Kredit
|
Saldo
|
5/1/2010
6/1/2010
|
Saldo Kas Awal
Penjualan Tunai
|
6.000.000
17.000.000
|
|
6.000.000
23.000.000
|
2. Buku Penjualan
Tgl.
|
Keterangan
|
Jumlah
|
6/1/2010
|
Penjualan Tunai
|
17.000.000
|
3. Buku Persediaan
Tgl.
|
Nama
Barang
|
Satuan
|
Dibeli
|
Dijual
|
6/1/2010
|
Beras
Gula
Kecap
|
Kg
Kg
Botol
|
|
1000
1000
100
|
Setelah satu
hari kemudian, Anda mengeluarkan biaya untuk membayar tagihan telepon dan
rekening listrik sebesar Rp450.000. Buku yang dipengaruhi adalah sebagai
berikut.
1. Buku Kas
Tgl.
|
Keterangan
|
Debet
|
Kredit
|
Saldo
|
5/1/2010
6/1/2010
7/1/2010
7/1/2010
|
Saldo Kas Awal
Penjualan Tunai
Bayar Telepon
Bayar Listrik
|
6.000.000
17.000.000
|
200.000
250.000
|
6.000.000
23.000.000
22.800.000
22.550.000
|
2. Buku Biaya
Tgl.
|
Keterangan
|
Jumlah
|
7/1/2010
7/1/2010
|
Bayar Telepon
Bayar Listrik
|
200.000
250.000
|
Dari semua
laporan tersebut, jika Anda ingin menghitung pendapatan,
caranya sangat mudah sekali yaitu dengan menggunakan rumus berikut ini.
- Harga
Pokok =
Saldo Persediaan Awal + Pembelian – Persediaan Akhir
- Laba
Kotor =
Penjualan – Harga pokok pembelian
- Laba
Bersih =
Laba Kotor – Biaya
Cermati Kemudian Lakukan
Dengan
mengetahui prinsip dasar laporan keuangan sederhana untuk UKM seperti uraian di
atas, setidaknya Anda akan mendapatkan gambaran lebih mudah dan jelas posisi
keuangan usaha Anda. Selain itu, Anda juga mengetahui bagaimana harus
menjalankan bisnis Anda dalam menghadapi persaingan ke depannya.
Sumber:cermati.com
0 komentar:
Posting Komentar