Senin, 10 Oktober 2016

Cara Membuat Laporan Keuangan Sederhana untuk UKM


Ketika mencari informasi mengenai cara membuat laporan keuangan, sering kali Anda menemukan informasi yang kurang sesuai dengan kebutuhan. Kebanyakan informasi yang Anda dapat dari internet tersebut berisi istilah-istilah yang cukup rumit. Terkadang tidak setiap pelaku bisnis kecil menengah bisa dengan mudah menerapkannya. Padahal, laporan keuangan merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam menjalankan usaha, baik skala kecil maupun besar.
Pada perusahaan skala besar, laporan keuangan sudah dijalankan sedemikian rupa dengan sangat rapi oleh seorang akuntan. Sebab laporan tersebut tidak hanya berfungsi untuk menghitung laba rugi. Namun, juga berfungsi sebagai salah satu sumber informasi untuk mengambil kebijakan dalam menghadapi persaingan bisnis. Juga sekaligus sebagai bukti pertanggungjawaban dalam laporan pajak. Dalam usaha skala kecil menengah, laporan keuangan juga sangat diperlukan bila memang pemilik usaha menginginkan agar usaha yang dikelola terus berkembang dan memiliki arah yang jelas.
Oleh karena itu, ulasan ini akan mencoba untuk memberikan gambaran sederhana beserta ilustrasi cara membuat laporan keuangan sederhana. Laporannya cukup mudah dipahami dan dipraktikkan oleh siapa saja.
Laporan Keuangan Sederhana dalam Ilmu Akuntansi


Perlu diketahui untuk membuat laporan keuangan Anda tidak bisa terlepas dengan ilmu akuntansi. Karena itu, Anda perlu memahami sedikit tentang siklus akuntansi dan beberapa istilah dalam ilmu akuntansi. Terdengar rumit, tetapi Anda tidak perlu khawatir. Sebab istilah-istilah tersebut tidak akan membuat Anda pusing tujuh keliling kalau hanya untuk membuat laporan keuangan sederhana.  
Karena mempelajari siklus akuntansi, waktu yang dibutuhkan tidaklah singkat. Di sini tidak akan dibahas mengenai banyak hal tentang akuntansi, tetapi hanya prinsip akuntansi yang digunakan untuk mensimulasikan laporan keuangan tersebut. Secara sederhana berdasarkan kegiatannya, siklus akuntansi memuat beberapa aktivitas, yaitu pencatatan, penggolongan, pengikhtisaran, dan laporan keuangan.
Sekilas Mengenai SAK ETAP untuk UKM
Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) adalah ketetapan yang dihasilkan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan diterbitkan pada 17 Juli 2009 yang mulai berlaku secara efektif sejak 1 Januari 2011. Standar tersebut dibuat untuk pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) yang ingin menggunakan prinsip-prinsip laporan keuangan untuk menyediakan informasi tentang posisi keuangan, kinerja keuangan, laporan arus kas, dan sebagainya.
SAK ETAP ini disusun tanpa harus mempertimbangkan akuntabilitas publik. Artinya, laporan keuangan tersebut tidak diterbitkan untuk tujuan umum bagi pengguna di luar usaha/perusahaan/eksternal. Oleh karena itu, para pelaku UKM bisa membatasi diri dalam menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP. Lalu, apa saja yang menjadi bagian atau keseluruhan dari proses pelaporan keuangan untuk UKM ini? Jawabannya mencakup lima hal yang sudah terangkum di bawah ini.
Jenis-Jenis Laporan Keuangan Menurut SAK ETAP
Neraca Keuangan

Dalam SAK ETAP Tahun 2009 yang ditetapkan IAI, laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan serta laporan keuangan lengkap yang meliputi:
1. Neraca
Pada prinsipnya, neraca keuangan ditujukan untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan atau usaha pada periode tertentu. Neraca merupakan bagian dari laporan keuangan yang dibuat setahun sekali. Neraca sangat diperlukan untuk mengetahui nilai perusahaan setelah menjalankan berbagai aktivitas yang berhubungan dengan keuangan. Intinya, nilai suatu perusahaan bisa saja bertambah atau berkurang setelah adanya berbagai macam transaksi.
Neraca memiliki beberapa unsur yang secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga: hartakewajiban, dan modal. Harta merupakan seluruh kekayaan yang dimiliki UKM, terdiri dari harta lancar, harta tetap, serta harta tidak berwujud, seperti merek dagang, hak paten, dan lain sebagainya. Sementara kewajiban bisa meliputi utang lancar dan utang jangka panjang. Modal merupakan selisih keduanya yaitu harta setelah dikurangi dengan utang.
2. Laporan Laba Rugi
Sesuai dengan istilahnya, laporan laba/rugi memuat laporan tentang selisih pendapatan setelah dikurangi dengan biaya-biaya atau beban. Laporan laba/rugi dapat digunakan untuk mengambil kebijakan atau sebagai dasar ukuran seperti untuk mengukur tingkat pengembalian investasi atau laba per saham.
3. Laporan Perubahan Ekuitas
Ekuitas dalam ilmu akuntansi dapat diartikan sebagai modal atau kekayaan entitas. Entitas di sini bisa perusahaan, UKM, dan lain sebagainya. Ekuitas didapat dari selisih jumlah aktiva (aset) setelah dikurangi dengan pasiva (kewajiban). Laporan perubahan ekuitas berarti laporan yang memuat tentang segala perubahan atas ekuitas untuk suatu periode.
4. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas memuat segala informasi yang berhubungan dengan kas masuk dan keluar dalam periode yang ditetapkan. Karena itu berhubungan dengan waktu pencatatan, laporan arus kas juga berlaku sebagai syarat dengan informasti perubahan historis atas kas.
5. Catatan atas Laporan Keuangan
Buku catatan atas laporan keuangan diperlukan sebagai wadah mencatat informasi tambahan atas laporan keuangan. Penjelasan dalam catatan tersebut bisa bersifat naratif atau rincian jumlah serta informasi lainnya.
Setelah mengetahui beberapa ilmu di atas, langkah berikutnya untuk membuat laporan keuangan sederhana untuk UKM sangat mudah. Cukup membuat laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laba rugi, dan arus kas. Uraian di bawah ini akan membantu Anda yang ingin segera membuat laporan keuangan sederhana.
Ilustrasi Sederhana Laporan Keuangan untuk UKM
Ilustrasi Laporan Keuangan

Untuk membuat laporan keuangan, seperti yang sudah diuraikan di awal paragraf, Anda harus mempersiapkan beberapa buku catatan transaksi keuangan, di antaranya:
  1. Buku Kas
  2. Buku Persediaan Barang
  3. Buku Pembelian Barang
  4. Buku Penjualan
  5. Buku Biaya
  6. Buku Piutang
  7. Buku Utang
Siapkan tujuh buku dengan kegunaannya masing-masing untuk mencatat tujuh poin di atas. Karena pada prinsipnya untuk satu transaksi, Anda akan melibatkan minimal dua buku, seperti saat mencatat pengeluaran biaya maka Anda akan mencatat di buku kas dan buku biaya. Begitu juga saat ada transaksi penjualan atau pembelian, Anda akan melibatkan beberapa buku untuk mencatat transaksi tersebut.
Untuk lebih jelasnya, transaksi penjualan dan pembelian dapat dilihat pada tabel berikut ini.
1. Transaksi Penjualan
BUKU YANG DILIBATKAN SAAT TRANSAKSI PENJUALAN
Penjualan Tunai
Penjualan Kredit
1.       Buku Penjualan
2.       Buku Kas
3.       Buku Persediaan Barang
1.       Buku Penjualan
2.       Buku Piutang
3.       Buku Persediaan Barang
2. Transaksi Pembelian
BUKU YANG DILIBATKAN SAAT TRANSAKSI PEMBELIAN
Pembelian Secara Tunai
Pembelian Kredit
1.       Buku Pembelian
2.       Buku Kas
3.       Buku Persediaan Barang
1.       Buku Pembelian
2.       Buku Utang
3.       Buku Persediaan Barang
Setelah memahami gambaran di atas, yang harus Anda lakukan pertama kali adalah menghitung jumlah modal dan utang. Ini diperlukan untuk membuat neraca awal. Hitung jumlah modal dan utang secara sederhana seperti contoh berikut ini.
  1. Uang tunai Anda sekarang misalnya Rp6.000.000
  2. Persediaan barang Rp30.000.000
  3. Utang total sejumlah Rp10.000.000
  4. Modal sebesar Rp26.000.000
Setelah itu, Anda baru bisa membuat neraca awal. Dari angka di atas, Anda dapat membuatnya seperti berikut.
Aktiva
                          Saldo
Pasiva
                   Saldo
Kas
6.000.000
Utang
10.000.000
Persediaan Barang
30.000.000
Modal
26.000.000
Saldo Keseluruhan
36.000.000
Saldo Keseluruhan
36.000.000
Dengan begitu, Anda mengetahui bahwa kondisi neraca awal UKM Anda berada pada titik seimbang di angka Rp36.000.000. Lalu Anda isi atau buat buku kas, buku penjualan, buku biaya, dan lain-lain seperti yang telah disebutkan pada tujuh jenis buku di atas. Untuk menyusun tiap-tiap buku laporan, Anda hanya perlu membuat kerangka atau tabel seperti berikut ini.
JUDUL (misalnya, Buku Kas)
Tgl.
Keterangan
Debet
Kredit
Saldo





Langsung pada contoh kasus, misalnya Anda adalah pemilik UKM “Mitra X” yang berkonsentrasi pada usaha dagang kebutuhan pokok. Pada tanggal 6 Januari 2010, Anda melakukan transaksi penjualan dengan seorang pelanggan bernama Tn. Yth dan Anda berhasil menjual 1 ton beras, 1 ton gula pasir, dan 100 botol kecap dengan harga keseluruhan Rp17.000.000. Satu hari kemudian Anda membayar tagihan telepon dan rekening listrik sebesar Rp450.000. Dengan transaksi tersebut, buku yang akan dipengaruhi, antara lain:
  1. Buku Kas
  2. Buku Penjualan
  3. Buku Persediaan
  4. Buku Biaya
Jika ditulis dalam bentuk laporan, akan tergambar seperti berikut.
1. Buku Kas
Tgl.
Keterangan
Debet
Kredit
Saldo
5/1/2010
6/1/2010
Saldo Kas Awal
Penjualan Tunai
6.000.000
17.000.000

6.000.000
23.000.000
2. Buku Penjualan
Tgl.
Keterangan
Jumlah
6/1/2010
Penjualan Tunai
17.000.000
3. Buku Persediaan
Tgl.
Nama Barang
Satuan
Dibeli
Dijual
6/1/2010
Beras
Gula
Kecap
Kg
Kg
Botol

1000
1000
100
Setelah satu hari kemudian, Anda mengeluarkan biaya untuk membayar tagihan telepon dan rekening listrik sebesar Rp450.000. Buku yang dipengaruhi adalah sebagai berikut.
1. Buku Kas
Tgl.
Keterangan
Debet
Kredit
Saldo
5/1/2010
6/1/2010
7/1/2010
7/1/2010
Saldo Kas Awal
Penjualan Tunai
Bayar Telepon
Bayar Listrik
6.000.000
17.000.000

200.000
250.000
6.000.000
23.000.000
22.800.000
22.550.000
2. Buku Biaya
Tgl.
Keterangan
Jumlah
7/1/2010
7/1/2010
Bayar Telepon
Bayar Listrik
200.000
250.000
Dari semua laporan tersebut, jika Anda ingin menghitung pendapatan, caranya sangat mudah sekali yaitu dengan menggunakan rumus berikut ini.
  1. Harga Pokok = Saldo Persediaan Awal + Pembelian – Persediaan Akhir
  2. Laba Kotor = Penjualan – Harga pokok pembelian
  3. Laba Bersih = Laba Kotor – Biaya
Cermati Kemudian Lakukan

Dengan mengetahui prinsip dasar laporan keuangan sederhana untuk UKM seperti uraian di atas, setidaknya Anda akan mendapatkan gambaran lebih mudah dan jelas posisi keuangan usaha Anda. Selain itu, Anda juga mengetahui bagaimana harus menjalankan bisnis Anda dalam menghadapi persaingan ke depannya.


Sumber:cermati.com

0 komentar:

Posting Komentar