Senin, 03 Oktober 2016

Bank Dunia: Indonesia Turut Dorong Penurunan Kemiskinan Dunia


Ketimpangan masih terlalu tinggi, dan kecemasan terhadap pengumpulan atau konsentrasi kekayaan antargolongan terkaya semakin terasa.
Didorong Asing, Bank Dunia: Industri Manufaktur Bisa Jaya Kembali
Bank Dunia mencatat kemiskinan ekstrem di dunia terus berkurang dalam 2,5 dekade terakhir. Meskipun kondisi perekonomian global cenderung lesu dalam beberapa tahun terakhir. Indonesia termasuk negara-negara besar yang berperan memangkas jumlah kemiskinan.
Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim mengatakan, perbaikan pengentasan kemiskinan di dunia lebih banyak didorong oleh kawasan Asia Timur dan Pasifik, terutama Cina, Indonesia dan India. Alhasil, saat ini, separuh dari penduduk ekstrem miskin dunia berasal dari kawasan Afrika Sub-Sahara. Sedangkan sepertiga kemiskinan ekstrem berada di Asia Selatan.
Meski begitu, dia menilai, masih terlalu banyak masyarakat yang bertahan dengan penghasilan sangat minim. Jika tidak ditangani secara baik maka target pengentasan kemiskinan ekstrem tahun 2030 berisiko tidak tercapai.
"Kecuali dengan kembalinya laju pertumbuhan yang lebih cepat agar mengurangi ketimpangan," kata Kim dalam siaran pers Bank Dunia mengenai edisi pertama Laporan Kemiskinan dan Kesejahteraan Bersama (Poverty and Shared Prosperity Report), Minggu (2/10).
(Baca: Inflasi Terkendali, Penduduk Miskin Perkotaan Turun-Desa Naik)
Dalam laporan tersebut, Bank Dunia mencatat sekitar 800 juta orang bertahan hanya kurang dari US$ 1,9 per hari atau sekitar Rp 20.900 (dengan kurs Rp 11 ribu) tahun 2013. Jumlahnya berkurang sekitar 100 juta dari tahun sebelumnya.
Ada 60 negara dari 83 negara yang mengalami peningkatan rata-rata pendapatan penduduk dengan taraf kehidupan pada level 40 persen terbawah. Negara-negara tersebut mewakili 67 persen dari jumlah penduduk dunia. (Baca: Target Angka Kemiskinan 2017 Lebih Rendah dari Tahun Ini)
Bank Dunia melihat, ketimpangan di antara penduduk dunia sudah menurun konsisten sejak 1990. Sebagai perbandingan, untuk setiap negara yang mengalami peningkatan ketimpangan, ada dua negara yang mencatatkan penurunan. Meski demikian, ketimpangan masih terlalu tinggi, dan kecemasan terhadap pengumpulan atau konsentrasi kekayaan antargolongan terkaya semakin terasa.
Bank Dunia mempelajari pengurangan ketimpangan signifikan yang terjadi di sejumlah negara, termasuk Brasil, Kamboja, Mali, Peru, dan Tanzania dalam beberapa tahun terakhir. Ada enam strategi yang dapat menekan ketimpangan pendapatan penduduk dunia. (Databoks: Rokok Penyumbang Kemiskinan di Indonesia)
Pertama, pengembangan anak usia dini dan gizi. Kedua, perlindungan kesehatan untuk semua masyarakat. Ketiga, pemberian akses pendidikan bermutu. Keempat, penyediaan bantuan tunai kepada keluarga miskin. Kelima, pembangunan infrastruktur pedesaan, terutama jalan dan penyediaan listrik. Keenam, penerapan sistem perpajakan yang progresif.
Kim menjelaskan, negara yang mengadopsi kebijakan-kebijakan serupa belum tentu akan mendapatkan hasil yang sama. "Namun, kebijakan yang telah kami identiikasi, berhasil berulang kali dalam lingkungan berbeda di seluruh dunia," ujarnya.

Sumber : katadata.co.id



0 komentar:

Posting Komentar