Senin, 03 Oktober 2016
Bank Dunia: Indonesia Turut Dorong Penurunan Kemiskinan Dunia
01.36
No comments
Ketimpangan masih terlalu tinggi, dan kecemasan
terhadap pengumpulan atau konsentrasi kekayaan antargolongan terkaya semakin
terasa.
Didorong Asing, Bank Dunia: Industri Manufaktur Bisa
Jaya Kembali
Bank Dunia mencatat kemiskinan ekstrem di dunia
terus berkurang dalam 2,5 dekade terakhir. Meskipun kondisi perekonomian global
cenderung lesu dalam beberapa tahun terakhir. Indonesia termasuk negara-negara
besar yang berperan memangkas jumlah kemiskinan.
Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim mengatakan,
perbaikan pengentasan kemiskinan di dunia lebih banyak didorong oleh kawasan
Asia Timur dan Pasifik, terutama Cina, Indonesia dan India. Alhasil, saat ini,
separuh dari penduduk ekstrem miskin dunia berasal dari kawasan Afrika
Sub-Sahara. Sedangkan sepertiga kemiskinan ekstrem berada di Asia Selatan.
Meski begitu, dia menilai, masih terlalu banyak
masyarakat yang bertahan dengan penghasilan sangat minim. Jika tidak ditangani
secara baik maka target pengentasan kemiskinan ekstrem tahun 2030 berisiko
tidak tercapai.
"Kecuali dengan kembalinya laju pertumbuhan
yang lebih cepat agar mengurangi ketimpangan," kata Kim dalam siaran pers
Bank Dunia mengenai edisi pertama Laporan Kemiskinan dan Kesejahteraan Bersama
(Poverty and Shared Prosperity Report), Minggu (2/10).
(Baca: Inflasi Terkendali, Penduduk Miskin Perkotaan
Turun-Desa Naik)
Dalam laporan tersebut, Bank Dunia mencatat sekitar
800 juta orang bertahan hanya kurang dari US$ 1,9 per hari atau sekitar Rp
20.900 (dengan kurs Rp 11 ribu) tahun 2013. Jumlahnya berkurang sekitar 100
juta dari tahun sebelumnya.
Ada 60 negara dari 83 negara yang mengalami
peningkatan rata-rata pendapatan penduduk dengan taraf kehidupan pada level 40
persen terbawah. Negara-negara tersebut mewakili 67 persen dari jumlah penduduk
dunia. (Baca: Target Angka Kemiskinan 2017 Lebih Rendah dari Tahun Ini)
Bank Dunia melihat, ketimpangan di antara penduduk
dunia sudah menurun konsisten sejak 1990. Sebagai perbandingan, untuk setiap
negara yang mengalami peningkatan ketimpangan, ada dua negara yang mencatatkan
penurunan. Meski demikian, ketimpangan masih terlalu tinggi, dan kecemasan
terhadap pengumpulan atau konsentrasi kekayaan antargolongan terkaya semakin
terasa.
Bank Dunia mempelajari pengurangan ketimpangan
signifikan yang terjadi di sejumlah negara, termasuk Brasil, Kamboja, Mali,
Peru, dan Tanzania dalam beberapa tahun terakhir. Ada enam strategi yang dapat
menekan ketimpangan pendapatan penduduk dunia. (Databoks: Rokok Penyumbang
Kemiskinan di Indonesia)
Pertama, pengembangan anak usia dini dan gizi.
Kedua, perlindungan kesehatan untuk semua masyarakat. Ketiga, pemberian akses
pendidikan bermutu. Keempat, penyediaan bantuan tunai kepada keluarga miskin.
Kelima, pembangunan infrastruktur pedesaan, terutama jalan dan penyediaan
listrik. Keenam, penerapan sistem perpajakan yang progresif.
Kim menjelaskan, negara yang mengadopsi
kebijakan-kebijakan serupa belum tentu akan mendapatkan hasil yang sama.
"Namun, kebijakan yang telah kami identiikasi, berhasil berulang kali
dalam lingkungan berbeda di seluruh dunia," ujarnya.
Sumber : katadata.co.id
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar