Kamis, 13 Oktober 2016

Tarif Operator RI vs Malaysia, Mana Lebih Murah?





Kuala Lumpur - Masalah tarif atas layanan telepon seluler kerap kali menjadi perdebatan masyarakat. Bahkan beberapa kalangan menyebut, harga atas panggilan dan tarif data internet di Indonesia masih tergolong mahal. Benarkah?

Dibandingkan dengan negara jiran Malaysia, siapa lebih murah dalam hal tarif operator seluler? Chief Corporate Officer Axiata Group Bhd, Idham Nawawi mengungkapkan, penetapan tarif tak hanya dipengaruhi seberapa besar investasi operator membangun jaringan, namun juga dipengaruhi tingkat sengitnya persaingan antar operator di negara tersebut.

Menurutnya, persaingan ketat antar operator di Indonesia membuat tarif operator seluler di Indonesia secara rata-rata lebih murah dari yang dibayarkan konsumen layanan seluler di Negeri Jiran itu.

"Indonesia sangat kompetitif pasarnya. Indonesia untuk tarif panggilan lebih murah, data juga sama saya kira," jelas Idham kepada detikINET ditemui di Hotel Le Meridien, Kuala Lumpur, Kamis (13/10/2016).

Axiata Group sendiri merupakan induk usaha dari operator seluler di Indonesia, PT XL Axiata Tbk. Selain di Indonesia, Axiata juga menjadi operator di 6 negara lainnya yakni Celcom Malaysia, Smart Kamboja, Robi Bangladesh, Ncell Nepal, Idea India, dan Dialog Sri Lanka.

Dia melanjutkan, tingkat persaingan yang tinggi antar operator, khususnya di Pulau Jawa, membuat operator seluler sangat hati-hati dalam menetapkan tarif layananya. Dan yang terpenting, tarif yang bersaing tersebut tetap membuat perusahaan operator sustain.

"Indonesia sangat kompetitif, (tarif) tergantung situasi lokal, tapi pertanyannya adalah seberapa besar tarifnya buat keberlanjutan operator, operator yang besar tentu berbeda dan bisa memberikan tarif yang lebih bersaing. Indonesia tarifnya juga ditentukan oleh kompetisinya," terang Idham.

Di sisi lain, sambungnya, semakin efisien biaya yang dikeluarkan operator dalam membangun jaringan, juga jadi faktor dominan lain dalam penetapan tarif layanan seluler.

"Jika kamu ke Eropa, malah disana lebih murah karena ada infrstruktur sharing, jika kamu bayar pakai dolar dengan harga sama, tapi kita pendapatannya lebih kecil dibayar dengan nilai yang sama, pengeluaran lebih besar, bagaimana kita bisa sustain? Jadi jika kamu berkompetisi di pasar yang masih berkembang itu sangat rendah untungnya," ujar Idham.

Menurutnya, jika ada tingkat persaingan yang sama seperti di Pulau Jawa, operator juga bisa memberikan harga yang sama yang lebih bersaing di wilayah luar Jawa. Salah satunya, dengan strategi network sharing dengan membangun jaringan secara bersama-sama dengan operator lain.

"Jika kamu lihat tarif yang kita tetapkan itu cukup rendah, tapi itu karena pendapatan kita rendah jadi agak susah. Karena Telkomsel keluar biaya, Ooredoo keluar biaya, XL keluar biaya, jadi sangat penting sekali untuk saling berbagi infrastruktur," ucap Idham.

"Kalau ini bisa dilakukan tentu akan menekan biaya, sehingga tarif bisa lebih murah. Akhirnya konsumen yang diuntungkan," pungkasnya. (fyk/fyk) 


Sumber:detik.com


0 komentar:

Posting Komentar