Minggu, 18 September 2016
Google Tak Bayar Pajak , Media Nasional terancam "Terbunuh" .
20.18
No comments
Pengamat Komunikasi Massa, Agus
Sudibyo menilai langkah pemerintah untuk memaksa Google Indonesia
membayar pajak patut didukung.
Meskipun sudah terlambat,langkah ini
perlu diapresiasi. Jika Google tidak
membayar pajak, sementara semua media nasional membayar pajak, ini akan menimbulkan
ketidakadilan dan iklim berusaha yang timpang di bidang media dan informasi.
"Karena sebenarnya entitasnya
sama, korporasi media," kata Agus dalam keterangan tertulis di Jakarta,
Minggu (18/9/2016).
Dikatakan Agus, tanpa adanya pajak
untuk Google dan
perusahaan OTT lainnya, sulit bagi media nasional, cetak, TV, radio maupun
online untuk bersaing. Padahal, pertumbuhan pendapatan Google, Facebook, Yahoo, dan seterusnya sangat
signifikan dan terus mereduksi pendapatan media nasional.
Mereka, kata Agus, tidak dibebani
pajak sehingga bisa mengambil margin keuntungan lebih besar dan menerapkan
tarif iklan lebih rendah.
"Dalam konteks ini, penerapan
pajak untuk Google dan
perusahaan OTT yang lain adalah instrumen penting untuk melindungi kepentingan
media nasional," katanya.
Agus mengatakan, pajak untuk
perusahaan OTT juga penting dalam rangka menjaga kedaulatan fiskal karena
menyangkut potensi pendapatan pajak dalam jumlah yang besar.
Google
Indonesia menolak menjadi wajib pajak Indonesia dengan alasan bahwa Google Indonesia hanya kepanjangan tangan dari
Google Asia pasific yang berkantor di
Singapura.
Menurut
Kaprodi Komunikasi Massa Akademi Televisi Indosiar itu, hal ini mengulangi apa
yang telah terjadi di Eropa. Di Eropa, Google juga digugat beberapa negara karena
skandal yang disebut double irish with a dutch sandwich, yakni praktek
peralihan kewajiban bayar pajak lintas negara bahkan lintas negara yang
bermuara di negara surga pajak seperti segitiga Bermuda.
"Demi
melindungi kedaulatan fiskal dan kedaulatan informasi, praktek semacam ini
harus segera ditangani pemerintah, tanpa bermaksud memusuhi Google dan lain lain," ucap Agus.
Agus
mengakui Google,
Facebook, dan lain-lain telah memberikan banyak manfaatnya bagi masyarakat.
"Tetapi
di sisi lain, sebagai korporasi media, mereka tetap harus diperlakukan sama
dengan korporasi media pada umumnya," tukas Agus.
Sumber
: Tribunnews.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar